Bismillah
Akhirnya setelah sekian tahun blog ini terabaikan, mulai kembali muncul gairah untuk menuangkan secuil cerita sehari-hari dalam tulisan. Di era semua serba instan, termasuk dalam menuliskan pesan dan banyaknya media sosial yang bisa digunakan untuk mengapresiasikan tulisan secara cepat, tetap saja bagi saya menulis di blog mempunyai tantangan dan kesan yang berbeda.
Bagaimana bisa akhirnya saya tertarik lagi untuk menulis di blog yang terbengkalai selama kurang lebih 5 tahun ini tak luput dari adanya ide seorang (atau beberapa ya?) teteh alumni yang mengajak di grup Facebook ITB Motherhood untuk ngeblog bersama dan akhirnya nekat saja bergabung ikut WAG. Tantangan pertama komunitas Mamah Gajah Ngeblog (MGN) adalah membuat tulisan bertema "Alasan Kembali Ngeblog".
Sebenarnya banyak cerita yang ingin dituliskan selama beberapa tahun ke belakang, betapa banyak hal yang berubah dalam keseharian saya. Yang terlihat jelas tentu saja anak-anak yang semakin tumbuh besar serta ibunya yang semakin bertambah beberapa helai uban. Tapi sering terbesit di dalam benak ketika akan memulai menulis, "tulisan saya ini akan bermanfaatkah untuk orang lain?", "tulisan saya ini apakah akan membawa perubahan pada diri saya?". Namun ternyata terlalu banyak memikirkan hal-hal tidak pasti tanpa aksi memang jadinya menguapkan niat awal begitu saja, tertelan oleh kesibukan dunia dan media sosial lain yang memanjakan mata. Jadi mari kita akhiri kemalasan ini dengan mulai membangkitkan lagi gairah lama untuk ngeblog.
Tahun 2020 hingga sampai saat ini adalah masa-masa yang berat untuk beberapa orang, meskipun alhamdulillah saya dan keluarga tidak terkena dampak adanya pandemi Covid-19, tetapi kehidupan sehari-hari kami sedikit banyak ikut berubah. Perubahan yang paling terasa dalam kehidupan keluarga kami adalah saat anak sulung, kakak Afa, menuntut ilmu di Pondok Pesantren.
Sebelum pandemi, sudah banyak angan-angan dalam benak saya bagaimana nanti kami akan bisa mengunjungi kak Afa setiap bulan untuk mendengarkan cerita serunya selama di Pondok sambil saya membawakan masakan kesukaannya. Qadarullahu keadaan pandemi ini memaksa kami untuk tidak bisa bertemu dengan kak Afa selama beberapa bulan, komunikasi hanya melalui telepon dan video call. Sungguh berat bagi kak Afa dan saya, karena ini pertama kalinya kami berpisah rumah dalam waktu cukup lama tanpa kontak fisik sama sekali. Tapi life must goes on, seiring berjalannya waktu kami pun bisa mengatasi kerinduan mendalam bertemu kak Afa, toh satu bulan lagi insyaa Allah akhirnya kami akan bertemu kembali. Sambil terus mengingatkan diri sendiri tujuan memasukkan ke Pondok Pesantren bagi putri kami. Bersabar dengan keadaan sekarang, karena ada banyak keluarga lain yang mengalami ujian/cobaan yang lebih berat.
Tidak ada kata terlambat untuk memulai lagi kebiasaan lama, apalagi setelah melihat beberapa postingan lama (terutama resep-resep, hehehe) menyadari kalau dulu bisa serajin itu kenapa sekarang tidak bisa. Mungkin ke depannya postingannya akan lebih rapi, tidak sekedar random thought (tapi golongan mamah-mamah kan emang suka mikir random, hehehe). Semoga dengan tergabung di komunitas MGN bisa istiqomah kembali menulis blog.