Alhamdulillah hari ini engkau telah mencapai usia 2 tahun nak…ada perasaan bahagia dan sedih menyelimuti hati ibu.Rasa bahagia muncul karena engkau telah bisa melewati tahun ini dengan banyak sekali perkembangan, mulai dari kemampuanmu mengucapkan kata “susu” yg begitu fasih, yg dulu hanya bisa kau ucapkan dengan kata “cucua’ (maksudnya :susu ah), kemampuanmu menyanyikan lagu sayang ayah ibu (dengan menggubah beberapa lirik “tiga-tiga sayang yang ti yang kung”) sampai kemampuanmu minum susu dari gelas ga pakai dot + botolnya lagi.
Kesedihan ibu sebenernya hanya perasaan sentimental yg muncul dari hati seorang ibu karena kekhawatiran kehilangan kesempatan menyusuimu, ya…sampai hari ini kamu masih setia dengan ASI ibu, meskipun ibu pernah mencoba menolak permintaanmu (maafkan keegoisan ibu waktu itu, nak), tapi kamu tetap setia merayu ibu untuk memberikan ASI.Ibu tidak pernah menyesal harus tetap bangun di malam hari demi menuruti dahagamu (yang tidak bisa kau hilangkan meskipun sudah meminum beberapa teguk air putih), ibu pun tidak pernah merasa cemas kalau akan terjadi perubahan yang tidak menarik pada bagian tubuh ibu yang sering dijadikan alasan klasik oleh kaum wanita untuk menolak menyusui anaknya. Karena memang inilah hakmu, yang sudah dititipkan Allah kepada ibu, untuk menjadikanmu anak yg sehat dan untuk memperkuat ikatan diantara kita.
Ibu masih ingat ketika hari pertama setelah engkau lahir, tidak ada ASI ibu yang keluar, ibu merasa tak berdaya dan panik sampai-sampai menurut saja ketika rumah sakit menawarkan sufor dengan alasan kasihan nanti kamu kelaparan. Untunglah ibumu yang minim ilmu ini segera menyadari bahwa sampai 3 hari bayi masih mempunyai cadangan nutrisi untuk kebutuhan dirinya. Rasa percaya diri ibu mulai meningkat, seiiring dengan itu alhamdulillah ASI ibu mengalir dengan lancar.
Masalah datang ketika ibu harus kembali bekerja, karena tidak ada tempat untuk memerah ASI di kantor. Akhirnya ibu terpaksa harus memerah di kamar mandi, itupun harus dimulai dengan ritual mengguyur air sebanyak2-nya kedalam kloset dan mengelap semua tempat yg lembab karena rasa paranoid ibu akan bakteri dan kuman yg bisa saja ikut masuk ke botol susu. Syukur alhamdulillah lagi ibu mendapatkan dukungan dari semua pihak, mulai dari ayahmu dengan segala kesabarannya sampai eyang ti-mu yang dengan telatennya menyiapkan susumu ketika ibu bekerja. Ibu tahu perjalanan hidupmu masih panjang, tapi ingatlah selalu apapun yg ibu lakukan itu semua untuk mengharapkan agar engkau menjadi orang yang bermanfaat dan senantiasa mendapat bimbingan dari Allah swt.
Selamat hari lahir yang kedua Maritza Rafa Amany, doakan ibu bisa terus menjadi ibu yg mau belajar dan tidak mudah menuruti emosi dalam mendidik dan membesarkanmu.