Thursday, February 25, 2021

Memulai Lembaran Baru

Bismillah

Akhirnya setelah sekian tahun blog ini terabaikan, mulai kembali muncul gairah untuk menuangkan secuil cerita sehari-hari dalam tulisan. Di era semua serba instan, termasuk dalam menuliskan pesan dan banyaknya media sosial yang bisa digunakan untuk mengapresiasikan tulisan secara cepat, tetap saja bagi saya menulis di blog mempunyai tantangan dan kesan yang berbeda. 

Bagaimana bisa akhirnya saya tertarik lagi untuk menulis di blog yang terbengkalai selama kurang lebih 5 tahun ini tak luput dari adanya ide seorang (atau beberapa ya?) teteh alumni yang mengajak di grup Facebook ITB Motherhood untuk ngeblog bersama dan akhirnya nekat saja bergabung ikut WAG. Tantangan pertama komunitas Mamah Gajah Ngeblog (MGN) adalah membuat tulisan bertema "Alasan Kembali Ngeblog".



Sebenarnya banyak cerita yang ingin dituliskan selama beberapa tahun ke belakang, betapa banyak hal yang berubah dalam keseharian saya. Yang terlihat jelas tentu saja anak-anak yang semakin tumbuh besar serta ibunya yang semakin bertambah beberapa helai uban. Tapi sering terbesit di dalam benak ketika akan memulai menulis, "tulisan saya ini akan bermanfaatkah untuk orang lain?", "tulisan saya ini apakah akan membawa perubahan pada diri saya?". Namun ternyata terlalu banyak memikirkan hal-hal tidak pasti tanpa aksi memang jadinya menguapkan niat awal begitu saja, tertelan oleh kesibukan dunia dan media sosial lain yang memanjakan mata. Jadi mari kita akhiri kemalasan ini dengan mulai membangkitkan lagi gairah lama untuk ngeblog.

Tahun 2020 hingga sampai saat ini adalah masa-masa yang berat untuk beberapa orang, meskipun alhamdulillah saya dan keluarga tidak terkena dampak adanya pandemi Covid-19, tetapi kehidupan sehari-hari kami sedikit banyak ikut berubah. Perubahan yang paling terasa dalam kehidupan keluarga kami adalah saat anak sulung, kakak Afa, menuntut ilmu di Pondok Pesantren.

Sebelum pandemi, sudah banyak angan-angan dalam benak saya bagaimana nanti kami akan bisa mengunjungi kak Afa setiap bulan untuk mendengarkan cerita serunya selama di Pondok sambil saya membawakan masakan kesukaannya. Qadarullahu keadaan pandemi ini memaksa kami untuk tidak bisa bertemu dengan kak Afa selama beberapa bulan, komunikasi hanya melalui telepon dan video call. Sungguh berat bagi kak Afa dan saya, karena ini pertama kalinya kami berpisah rumah dalam waktu cukup lama tanpa kontak fisik sama sekali. Tapi life must goes on, seiring berjalannya waktu kami pun bisa mengatasi kerinduan mendalam bertemu kak Afa, toh satu bulan lagi insyaa Allah akhirnya kami akan bertemu kembali. Sambil terus mengingatkan diri sendiri tujuan memasukkan ke Pondok Pesantren bagi putri kami. Bersabar dengan keadaan sekarang, karena ada banyak keluarga lain yang mengalami ujian/cobaan yang lebih berat. 

Tidak ada kata terlambat untuk memulai lagi kebiasaan lama, apalagi setelah melihat beberapa postingan lama (terutama resep-resep, hehehe) menyadari kalau dulu bisa serajin itu kenapa sekarang tidak bisa. Mungkin ke depannya postingannya akan lebih rapi, tidak sekedar random thought (tapi golongan mamah-mamah kan emang suka mikir random, hehehe). Semoga dengan tergabung di komunitas MGN bisa istiqomah kembali menulis blog. 



Tuesday, July 19, 2016

Lebaran 1437 H

Masih bulan Syawal kan ya...jadi saya mengucapkan:

Taqabalallahu minna wa minkum...Mohon maaf jika ada kata-kata atau tulisan dan perbuatan saya yang melukai teman-teman.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Idul Fitri 2016 ini kami mudik ke Madiun (ya iyalah lha wong dua-duanya asli Madiun, hehehe). Sebenarnya pas hari kedua bulan Syawal bertepatan dengan pernikahan kami yang ke-9 tahun. Gak ada rencana istimewa sih, cuma kami pengin sesekali ngedate berdua di suatu tempat makan yang lagi ngehits di Madiun saat ini, tapi apa daya ternyata rencana manusia tidak selamanya berjalan sesuai rencana.

Jadi lebaran hanya diisi dengan hilir mudik bolak-balik antara rumah Yangkung-Yangti anak-anak yang di Madiun kota dan di Saradan (sebuah kecamatan di Madiun).

Sama Yangkung-Yangti dari Ayah

Sama Paklik dan sepupu dari keluarga Papa saya, Mama nyempil dibelakang Afa


Alhamdulillah selain kumpul-kumpul dengan keluarga, tahun ini juga untuk pertama kalinya setelah sekian belas tahun lulus SMA bisa reuni mini dengan teman alumni SMA yang sekelas waktu kelas 3 (sekarang disebut kelas 12 ya), tentu datang dong...secara Ayah dan Ibunya AfaThia sekelas waktu itu, wkwkwk. Ga banyak yang datang tapi cukup menyenangkan berkumpul singkat, masih sama seperti dulu karakternya hanya sedikiiit nambah usia jadi keliatan lebih bijak dan beberapa nambah BB, hihihi.

Ini yang datang teman sebangku masing-masing, kecuali yang paling kanan depan ga ada teman sebangkunya disini, hehehe

Hari terakhir di Madiun kita sempatkan untuk mengajak anak-anak berenang di Suncity Waterpark Madiun dengan memanfaatkan voucher dan diskon tiket masuk yang dibeli Yangti Madiun dari mbak-mbak sales yang datang ke sekolah beliau. Lumayan lah kita beli tiket untuk 7 orang cuma bayar setara full tiket 3 orang, secara ya musim liburan jadi harga tiketnya ga kalah mahal dengan dengan tiket tempat wisata di Batu Malang.

Dua anak sepupuan ini ga terpisahkan kalau lagi ngumpul

Yang piyik-piyik dikintilin sama Ayah

Meskipun suasana didalam waterpark rame dan padat...tapi anak-anak ketemu air seneng banget, sampai jam 11 baru mau diajak keluar kolam. Alhasil masuk tahun ajaran baru kulit makin eksotis deh.

Libur sekolah dan lebaran tahun ini diakhiri dengan nonton Finding Dory, timingnya pas karena udah lama filmnya diputer jadi ga terlalu rame bioskopnya.


Tuesday, May 24, 2016

Trip To Semarang

Akhirnya ada semangat lagi untuk update blog, yeay....!
Cerita kunjungan ke Semarang sebenarnya sudah agak basi, karena sudah awal Mei yang lalu. Tapi tiba-tiba pengin upload-upload lagi foto ke blog, setelah buka-buka file lama blog dan melihat foto-foto krucils Afa dan Thia semasa masih lebih piyik dari sekarang. Mendadak kepikiran blog ini akan awet sampai duo krucils itu beranjak dewasa dan mereka bisa menikmati beberapa kisah masa kecil mereka melalui blog ibunya :-)

Kunjungan ke Semarang sebenarnya bukan dalam rangka berlibur, tetapi karena ada salah satu sepupu saya dari pihak mama akan menikah dan alhamdulillah ketiban rejeki dapat jatah ikut rombongan ke Semarang, akhirnya beramai-ramailah kami ke Semarang naik kereta api dari Stasiun Pasar Turi.

3 generasi

Berhubung ini bukan merupakan trip pribadi keluarga kami, jadi manut-manut aja dengan jadwal yang diberikan. Dalam kesempatan pertama kali anak-anak ke Semarang yang sempat kita datangi adalah salah satu bangunan bersejarah di Semarang, yaitu Lawang Sewu. Penjelasan mengenai bangunan bersejarah ini bisa dilihat disini. Pemberian nama Lawang Sewu berasal dari kata lawang artinya pintu dan sewu artinya seribu, jika digabungkan artinya pintu seribu, disebabkan banyaknya pintu pada bangunan ini meskipun jumlahnya jika dihitung pasti tidak sampai 1000 pintu.

Salah satu lorong Lawang Sewu

Dan seperti biasa, meski sudah diprotes pak suami, tetep aja dong kita foto-foto, wkwkwk. Kata doi, mengunjungi tempat wisata bersejarah harusnya dinikmati setiap sudut tempatnya, dibaca keterangan apa saja yang menceritakan kisah tempat tersebut. Tapi nama pun pergi berombongan besar disambi ngejar anak-anak plus waktu yang terbatas, jadi biar ada bukti pernah kesini tetep dong ya harus ada dokumentasi, hihihi.


Rombongan besar kecapekan, itu ponakan di tengah perutnya gemesin, hihihi

Daan.... setelah beberapa lama kita ga punya foto keluarga terbaru akhirnya dapat juga foto cerah di Lawang Sewu.



My lovely parents

Setelah puas menikmati suasana pagi di Lawang Sewu, kita langsung cabut ke pusat oleh-oleh Semarang di Jl. Pandanaran. Ternyata lumpia semarang mihil ya, harganya toko oleh-oleh bandeng Juwana adalah Rp. 11.000,00/pcs. Lebih murah beli di toko-toko kecil yang berjejer juga di sepanjang jalan tersebut, rata-rata harganya Rp. 9.500,00/pcs, soal rasa kurang lebih hampir sama. Jika ingin dibawa keluar kota bisa minta ke mbak pelayan toko untuk divakum, hal ini berlaku juga untuk tahu bakso. Harga tahu bakso lebih murah yaitu Rp. 6.000,00/pcs kalau tidak salah ingat. Yang antriannya mengular dan cukup kacau adalah tempat pesan bandeng Juwana (saat kami kesana memang pas long weekend), alhamdulillah di Gresik olahan bandeng sudah sangat banyak, mulai dari bandeng presto, otak-otak bandeng, pepes bandeng ataupun bandeng asap jadi saya tidak tertarik untuk membeli bandengnya.

Sore sampai malam harinya adalah acara inti dari kunjungan kami ke Semarang, yaitu pernikahan sepupu saya, mas Andri (putra almarhum pakdhe, masnya mama). Baik acara akad maupun resepsinya dilaksanakan di hotel tempat kami menginap, jadi ga perlu rempong urusan transportasi. Tapi tetep aja ya namanya wanita, mau kondangan kan pakai baju yang lebih proper dari hari-hari biasa, kudu mesti di setrika dulu termasuk punya ayahnya, krucils dan jilbab...jadi ujung-ujungnya tetep aja rempong, hehehe. 

Hasil jepretan kakak Afa sesaat sebelum akad nikah, agak blur karena goyang

Love this pict...meski blur efek pencahayaan malam

Barakallahu mas Andri untuk pernikahannya, semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah, aamiin (pengantinnya lupa ga kefoto, hihihi).

Alhamdulillah baik perjalanan berangkat maupun pulang dari Semarang berjalan lancar, sampai sekarang anak-anak masih excited dengan euforia saat itu, maklum karena ini baru pertama kali mereka pergi rame-rame dengan keluarga besar dengan naik kereta api dalam satu gerbong. Semoga nanti akan ada kesempatan dan rejeki lagi untuk pergi bersama keluarga besar, aamiin.

Monday, January 25, 2016

Cireng Bayam

Tanggal tua gini emang harus lebih cermat dalam perhitungan pengeluaran. Bukan berarti cemilan ditiadakan, tapi disiasati dengan membuat cemilan ekonomis alias cukup dengan menggunakan bahan-bahan yang biasa ditemui di toko kelontong.

Kali ini saya membuat cireng bayam, hampir sama dengan cireng pada umumnya hanya saja saya tambahkan dengan seikat bayam pada adonannya. Sebenarnya ide penambahan bayam ini datang tanpa sengaja. Setelah melongok-longok isi kulkas ternyata ga nemu daun bawang ataupun seledri, hanya ada bayam, yo wis lah dicemplungin aja sekalian.



Cireng Bayam


Bahan:
200 gr tepung kanji atau tapioka
200 gr tepung terigu protein sedang
1 ikat bayam, disiangi dan rebus sebentar saja (jangan sampai lembek)
8 siung bawang putih, dihaluskan
400 ml air
2 sdt garam
1 sdt gula pasir
1 sdt merica bubuk
1 sdm margarin
keju parut secukupnya untuk isian

Cara membuat:


  1. Siapkan baskom, masukkan tepung kanji dan tepung terigu, aduk rata. Tambahkan bayam yang sudah dipotong-potong kasar, aduk rata lagi, buat lubang ditengahnya. Sisihkan
  2. Siapkan panci, masukkan air, bawang putih halus, garam, gula, merica halus, margarin, aduk rata. Nyalakan kompor, masak campuran tersebut sambil diaduk-aduk sampai mendidih.
  3. Tuang campuran rebusan air kedalam tepung, sedikit demi sedikit sambil diaduk menggunakan spatula. Jika adonan mulai terasa liat, bisa diuleni menggunakan tangan sampai tercampur rata.
  4. Ambil satu genggam adonan, bulatkan kemudian isi dengan parutan keju. Lakukan terus sampai semua adonan habis. Jika terasa lengket ditangan, lumuri tangan dengan tepung kanji.
  5. Siapkan minyak panas, goreng adonan cireng dengan api sedang sampai kedua sisi berwarna kecoklatan. Sajikan selagi hangat dengan cabe rawit.

Adonan cireng sebelum dan sesudah dibulatkan dan diisi keju parut

Ehmm...udah siap disantap nih

Oiya, jika masih ada sisa adonan bisa disimpan di chiller, saya hanya memasukkan ke wadah Lock&Lock yang ditaburi sedikit tepung kanji agar tidak lengket diwadahnya. Selamat mencoba :-)



#ODOPfor99days#day5

Friday, January 8, 2016

Resolusi 2016: Mari Turunkan Kadar Kolesterol

Di saat yang lain mungkin sudah menyusun resolusi yang ingin dicapai untuk tahun 2016, saya masih merasa santai dan belum merasa ada motivasi besar yang ingin dicapai. Hanya ingin agar resolusi yang dibuat untuk tahun 2015 dan belum tercapai semoga dimudahkan jalan untuk bisa mencapainya di tahun 2016 ini, aamiin.

Nah, untuk resolusi yang benar-benar baru di 2016 ini adalah diet rendah kolesterol! Secara fisik mungkin saya tidak berperawakan gemuk, suami pun meski berat badannya sudah jauh meningkat dibandingkan ketika dulu kami masih masa SMA-kuliah namun tidak berperawakan gemuk juga tapi buncit. Namun kami memiliki masalah kesehatan yang sama, yaitu hasil medical check up kami selalu menunjukkan kadar kolesterol yang tinggi, bahkan suami saya tergolong sangat tinggi -_-.

Memang sih kami berdua pencinta segala jenis makanan, mulai gorengan, seafood, produk olahan susu dan turunannya, jeroan...pokoknya hajar saja semua makanan kalau lagi kalap. Mengingat usia semakin bertambah dan metabolisme tubuh semakin melambat, mau ga mau kami harus lebih mengatur pola makan kami.

Sebenarnya sejak tahun 2015, ketika kadar kolesterol suami sudah mulai merangkak over range saya sudah sempat menerapkan pola makan hanya kukus-kukusan untuk do'i dan diri saya. Sarapan pun juga saya seringnya makan oatmeal dengan taburan buah-buahan, chia sheed atau kismis, nasi juga menggunakan campuran beras putih-beras merah, minyak goreng kelapa sawit beralih ke minyak kelapa, rajin minum EVOO (Extra Virgin Olive Oil) satu sendok makan sehari. Dan terbukti bisa menurunkan kadar kolesterol suami, setelah do'i cek darah lagi satu bulan setelah medical check up yang sebelumnya. Namun masa-masa itu hanya bertahan 3-4 bulan, setelah itu saya seolah-olah lupa (atau sengaja melupakan?!) tentang per-diet-an tersebut. Dan suami saya tipe yang gak mau berjuang sendiri, akhirnya terjerumuslah kembali kami berdua dengan bebek goreng Sinjay dan nasi pecel Madiun dengan lauk lidah goreng, huhuhu.*Jadi laper lagi!*

Jadi dalam rangka menjaga tubuh tetap sehat, kami mulai membenahi kembali pola makan kami. Tidak bisa serta merta meninggalkan makanan-makanan kesukaan kami yang kadar kolesterolnya tinggi, tapi mulai pelan-pelan mengembalikan diet ala kami di tahun 2015 kemarin.

Berikut ini rencana pola makan dan gaya hidup yang kami susun untuk menurunkan kadar kolesterol:


  • Mengurangi makan makanan dengan kadar minyak tinggi (gorengan)
  • Mulai kembali makan sayur-sayuran dan lauk kukus, tetapi tetap ada waktu untuk menikmati makanan kesukaan kami, misalnya diatur dalam satu minggu ada waktu 3 hari bebas konsumsi makanan apapun.
  • Merutinkan minum EVOO 1x per hari.
  • Lebih rajin berolah raga, suami harus di push menambah jadwal olah raganya selain bersepeda, saya ga boleh absen yoga dan renang.
  •  Perbanyak minum air putih.

Oiya, pola diatas hanyalah hasil rundingan kami berdua, bukan konsultasi dengan dokter atau ahli gizi, akan kami coba selama 3 bulan dulu, jika ada penurunan kadar kolesterol yang cukup signifikan akan kami lanjutkan sampai benar-benar mencapai nilai ambang batas normal. Bismillahirrahmanirrahiim...semangat!


#ODOPfor99days#day4


Thursday, January 7, 2016

Membiasakan Anak-Anak Merapikan Buku

Anak saya baru 2 (yaa...masih ada peluang untuk nambah lagi, meski saat ini masih belum pengin, hehehe) dan cewek semua. Kata orang, anak cewek punya sifat lebih rapi dalam menyusun atau merapikan barang. Berhubung saya belum punya anak cowok dan suami saya meskipun bukan orang rajin tapi bukan tipe yang pemalas banget juga (do'i suka bantu-bantu beresin mainan anak-anak ataupun menyusun ulang rak buku yang berantakan) jadi saya cukup setuju dengan anggapan tersebut.

Lalu apa pentingnya kebiasaan merapikan buku? Tentu penting dong, untuk tipikal orang yang suka beli-beli buku seperti saya dan suami saya (yang meski beberapa diantara buku yang sudah dibeli tersebut masih belum tersentuh sama sekali!) pasti akan terdapat timbunan buku dimana-mana jika tidak dirapikan. Selain itu, bukan tanpa sebab saya menginginkan anak-anak untuk lebih peduli tentang kerapian ini, karena kondisi rumah kami yang cukup sempit menyebabkan keadaan rumah akan semakin berantakan jika banyak buku berserakan di lantai atau sudut-sudut rumah.

Untuk anak pertama, yaitu kak Afa mengingat umurnya sudah hampir 8 tahun dan karakter anaknya yang memang suka kerapian, jadi ga perlu usaha terlalu ngoyo untuk memintanya merapikan kembali buku bacaannya. Justru terkadang dia yang menawarkan diri untuk menyusun ulang rak buku, jika moodnya lagi bagus, hihihi. Positifnya adalah tanpa diminta/disuruh Afa sudah mempunyai kebiasaan merapikan buku bacaannya, negatifnya adalah dia sangat mudah marah jika ada seseorang yang mengubah susunan buku di meja belajarnya atau ada yang menggeletakkan buku yang baru saja dia rapikan, dalam hal ini tak lain dan tak bukan adalah si kecil Thia!

Untuk Thia yang baru berumur 4 tahun, memang butuh usaha lebih konsisten untuk membiasakan merapikan kembali buku bacaan, mengingat karakter anaknya yang lebih santai dan tidak terorganisir. Dia juga sering kali mengambil banyak buku untuk kemudian dia pakai bermain sekolah-sekolahan, setelah bermain dia akan mempunyai banyak alasan untuk tidak mengembalikan buku-buku yang sudah diambilnya, ya capek lah...ya masih mau dipakai main lagi lah...atau kata-kata pamungkasnya adalah nunggu Ayah pulang nanti beresinnya bareng Ayah -_-. Buku-buku yang diambil Thia memang kebanyakan buku bacaan dia sendiri, tetapi tidak jarang dia juga mengambil buku bacaan si kakak, yang akhirnya membuat Afa bete berat.

Meski Afa cukup mandiri dalam merapikan bukunya, tetap saja dia adalah anak-anak yang masih membutuhkan pendampingan, terlebih jika dia mendapatkan buku baru sementara buku yang sebelumnya masih belum selesai dibaca, terkadang Afa lupa untuk menyimpan kembali bukunya.

Sedangkan untuk Thia, bukan tipikal anak yang akan langsung melakukan apa yang saya minta, sehingga harus ada persuasi lebih menarik, misalnya dengan menjanjikan akan dibacakan lebih banyak menjelang tidur, atau dengan pujian-pujian sebagai penghargaan atas kerja kerasnya membantu merapikan buku.

Harapan kami, koleksi buku yang kami miliki dan simpan dengan rapi selain bisa bermanfaat untuk menambah wawasan anak-anak juga agar kelak bisa diwariskan ke cucu-cucu kami jika bisa terawat dengan baik.

#ODOPfor99days#day3


Tuesday, January 5, 2016

Roti Dengan metode Water Roux (Lagiii?!!)

Ya...ya...ya...saya bikin roti lagi dengan metode ini. Kali ini untuk memenuhi keinginan krucils yang suka banget sama roti keju, jadi saya bikin roti dengan isian keju dan coklat.



Masih menggunakan resep yang sama seperti sebelumnya pas saya bikin cinnamon roll (resepnya bisa dilihat disini), hanya diberi isi potongan coklat dan keju. Untuk isian keju saya menggunakan campuran margarin dan keju cheddar parut dengan perbandingan 1:1. Beberapa roti keju ada yang meluber isiannya ketika dipanggang karena saya kurang rapat menutup adonan ketika diberi isian.




Oiya, sedikit tips untuk penggunaan metode water roux, berhubung adonan terasa lebih lengket, jadi usahakan ketika penambahan air sambil terus menguleni adonan, agar tidak kebanyakan air yang akhirnya malah membuat adonan lembek, jadi ketika penambahan margarin adonan tidak semakin lengket yang akhirnya memerlukan tambahan tepung lebih banyak.



Selamat mencoba...:-)

#ODOPfor99days#day2