Thursday, July 4, 2013

Sisterhood, How Lovely They Are

Mempunyai dua anak perempuan, katanya lebih tidak menguras tenaga dibandingkan jika mempunyai dua anak laki-laki. Well, saya tidak mau membandingkan ya, bersyukur saja dengan anugerah dua gadis cilik ini. Ada masanya akur dan lengket kayak perangko, ada masanya si sulung teriak-teriak mengiba minta tolong ketika si kecil mengobrak-abrik hasil karyanya (baca: mainannya atau gambarnya), ada masanya si kecil dengan penuh semangat mencakar dan menjambak rambut si sulung untuk mendapatkan apa yang dipegang si sulung. Sungguh indah bukan? Terlebih lagi jika keduanya paduan suara bersama (baca: menangis membahana) saat sama-sama merasa didzolimi :D

Benar kata orang, tiap anak itu unik dan tidak bisa disamakan. Begitu pula dua gadis kecil saya, saat si kecil sudah semakin tumbuh besar, semakin terlihat karakternya. Inilah yang membuat ibu harus terus menumbuhkan kepekaan rasa sehingga bisa mengenali perbedaan karakter maupun sifat yang dimiliki oleh anak.

Sleeping beauty

Sebagai contoh, dalam program menyapih anak dari kebiasaan ngempeng (saya belum berkeinginan untuk menyapih ASI sebelum genap berusia 24 bulan), Afa relatif lebih mudah melepaskan kebiasaan ngempeng-nya sedangkan Thia sampai sekarang masih uring-uringan jika diajak komunikasi melepaskan kebiasaan ngempengnya. Contoh lain, dalam hal makanan Afa sangat pemilih, dia hanya mau makan menu rumahan yang asli Indonesia dari sini terlihat kalau dia tipe yang selektif karena dalam pergaulan pun dia lebih lama beradaptasi dengan orang baru (meskipun semakin bertambah usia, dia semakin grapyak alias mudah bergaul). Sedangkan Thia apapun dia lahap, menu Indonesia-lah, menu Italia-lah, menu Arab-lah dan dalam pergaulan meskipun terlihat pemalu sebenarnya dia lebih mudah beradaptasi dengan orang atau lingkungan yang baru. Tidak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk dari kedua anak ini, yang ada adalah ibu dan ayah harus bisa memfasilitasi mereka berdua untuk berkembang menjadi pribadi yang kelak bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan senantiasa berada di jalan Allah swt.

Yang pasti, punya satu anak itu sangat menyenangkan, rumah terisi dengan celotehan suara mungil, punya dua anak? lebih menyenangkan lagi, karena ada dua celotehan yang saling menyahut (padahal yang kecil belum jelas ngomong apa, tapi terus aja diajak ngobrol kakaknya, hi..hi..hi..) suasana rumah lebih hidup dan hilang penat ketika pulang kerja.
How lovely they are

Punya tiga anak?ehmm...pengin sekali, tapi tidak untuk saat ini, mungkin nanti jika Allah berkehendak, aamiin. Selain, supporting system belum memadai, juga khawatir tidak optimal dengan yang dua ini.

*Menjelang 6 tahun pernikahan, sangat bersyukur dengan limpahan nikmat dan karunia dari Allah untuk keluarga kami*

No comments:

Post a Comment