Monday, February 18, 2013

Sharing di Komunitas Publik, Why Not?

Seiring dengan perkembangan jaman dimana dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi telekomunikasi dan informasi, saat ini sangat mudah sekali bertemu dan berkenalan dengan orang baru yang lokasinya berbeda ratusan bahkan ribuan kilometer dari posisi kita berada. Pun untuk berinteraksi dengan orang-orang baru tersebut bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja *bahkan ketika lagi tiduran nyusuin anak juga bisa, he..he..*.

Nah, semakin mudah juga untuk membentuk komunitas berdasarkan kesamaan latar belakang. Bisa berawal dari kesamaan tempat pendidikan, hobi ataupun nasib  ^_^. Komunitas ini disatu sisi bisa memberikan nilai positif, yaitu memberikan informasi akurat dan faktual yang sebelumnya tidak kita ketahui sehingga bisa menambah ilmu, disisi lain juga bisa memberikan nilai negatif, yaitu jika tidak menjaga diri bisa menjadi ajang ghibah dan fitnah, naudzubillah.

Sharing atau berbagi (saat ini lebih umum dikenal dengan curhat) terkadang bisa sedikit meringankan beban kita, tetapi ingat jangan sampai apa yang kita ceritakan justru menjadi bumerang bagi diri sendiri karena secara tidak sadar membuka aib pribadi. Untuk komunitas yang berisikan orang-orang yang kita kenal dengan cukup baik dan akrab tidak masalah kita sedikit menceritakan kehidupan pribadi untuk mendapatkan saran atau petunjuk, akan tetapi jika komunitas tersebut berisikan kumpulan orang-orang yang hampir sebagian besar tidak kita kenal dengan baik sebaiknya sharing yang benar-benar memberikan manfaat untuk orang lain, bukannya sharing yang mengajak orang lain untuk mendukung perbuatan kita yang kurang baik, misalnya mengarahkan opini orang untuk tidak menyukai orang atau tempat tertentu secara blak-blakan.

Bagi saya yang merupakan pendatang (well, hampir 4 tahun sebenarnya dan melahirkan dik Thia disini juga) di sebuah kota yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh saya untuk menetap dikota ini, menemukan manfaat yang cukup banyak dengan bergabung di beberapa komunitas. Komunitasnya tidak jauh dari dunia wanita, ya..ya..ya..komunitas masak-memasak, komunitas ibu-ibu sealmamater kuliah dan komunitas ibu-ibu blogger ^_^. Dari komunitas-komunitas tersebut saya bertemu ibu-ibu yang saling support satu sama lain, saling tausyiah dan saling berbagi ilmu (parenting, perdapuran, financial planning, teknologi, fashion).

Memang biasanya di dalam sebuah komunitas ada juga beberapa orang (inget ya beberapa!) yang terkadang terlalu berlebihan, baik dalam merespon pertanyaan ataupun informasi yang diberikan oleh pihak lain. Sehingga tak jarang membuat suasana jadi hangat *alhamdulillah sejauh ini tidak bergabung dengan komunitas yang isinya hanya debat kusir sampai bikin keruh suasana*. Saya seringnya bersikap silent reader alias jadi pembaca dan pengikut saja, hanya sesekali ikut memberikan tanggapan jikalau memang saya mengetahui hal yang sedang dibahas.

Saya sendiri sungguh jauh dari sempurna, masih sering keceplosan membicarakan orang lain *duuh ampuni hambamu ini ya Rabb*. Yang pasti, jangan sampai keenakan ikut komunitas ini itu jadi mengurangi kualitas pertemuan dengan keluarga inti, jadikan hanya sebagai pelengkap dari tugas utama sebagai seorang wanita, yaitu melayani suami dan anak-anak seutuhnya *ceileeh bahasanya!*

No comments:

Post a Comment