Pertama si sulung alias kak Afa dulu ya...
Tahun 2013 ini usianya sudah mencapai batas akhir balita alias 5 tahun, horeee...!
Bulan Desember 2012 kemarin pas ambil raport pertamanya, mendapatkan sedikit "teguran" dari ibu guru wali kelasnya, karena si kakak di kelas cuma mau main sama 1 bocah *dan memang tiap hari yang diceritakan di rumah hanya bocah itu saja*, ok sebenarnya ga masalah kalau hanya sekedar main tapi ternyata...mereka berdua melakukan semacam bullying kepada beberapa teman lain yang ingin ikut bermain bersama mereka, jadi jika ada teman lain yang ingin meminjam mainan atau alat-alat tulis atau bergabung bermain bersama selalu mereka "singkirkan", termasuk anaknya bos T_T
Kalau kata pak Toge, masalah anak di sekolah biarkan dia sendiri yang menyelesaikan dengan lingkungan sekolahnya (guru dan teman-teman sekolahnya), tapi mak yang satu ini ternyata belum bisa melakban mulutnya untuk tidak bawel tanya-tanya ke kakak plus sok menasehati, alhasil yang lain jadi ikut-ikutan menghakimi kakak, so sorry dear! Belakangan ini tiap cerita kak Afa selalu menyelipkan kata-kata, "tadi aku disekolah mainnya ga cuma sama E*c*a kok, tadi main rame-rame", ga tahu ya itu efek karena dinasehati atau karena emang sudah bosan aja dengan 1 bocah itu.
Alhamdulillah sudah bisa naik sepeda roda dua ^_^ tiap wiken bangun tidur pagi-pagi langsung nyeret ayahnya buat nemenin bersepeda mondar-mandir di jalan depan rumah. Beberapa kali jatuh bangun * dan mewek tiap lihat luka di tangan dan kakinya, hi..hi..hi..* tapi semangatnya untuk bisa bener-bener jempolan deh!
Sudah mulai lancar membaca kata-kata dengan akhiran huruf konsonan, –ng dan –ny. Ga maksain dia bisa baca, tapi ternyata di sekolahnya diajarin *menghela nafas panjang!*
Tema menggambarnya masih seputar rumah dan penghuninya dilengkapi latar pemandangan alam, tapi warnanya sudah lebih variatif.
Sudah bisa menulis di kertas bergaris dengan cukup rapi meski jarak antar huruf dalam satu kata masih acakadut, hi..hi..hi..
Masih suka tantrum dengan tangisan dan teriakan keras kalau moodnya lagi ga bagus, tapi telinga dan hati maknya dan orang serumah mulai bisa menerima dengan membiarkan dia menyelesaikan tantrumnya, baru diajak bicara baik-baik.
Sudah semakin mesra sama ayah, ga ngamuk-ngamuk ga jelas kayak dulu lagi kalau didekati ayah. Bahkan kalau ayah lagi main sama dik Thia keliatan agak-agak cemburu dengan cari-cari perhatian ayah.
To be continue...--> Apa Kabar Thia?
so sweet banget :)
ReplyDeleteTantrum itu apa mbak? maklum masih calon ibu dan istri
hi mbak meta chan (ga pa-pa kan ya dipanggil mbak? hi..hi..)
Deletetantrum itu sederhananya ngamuk-ngamuk ga jelas, kalo copas dari www.kidshealth.org:
Several basic causes of tantrums are familiar to parents everywhere: The child is seeking attention or is tired, hungry, or uncomfortable. In addition, tantrums are often the result of kids' frustration with the world — they can't get something (for example, an object or a parent) to do what they want. Frustration is an unavoidable part of their lives as they learn how people, objects, and their own bodies work.
jadii...rumah rame! sampe kadang tetangga nanya,"tadi Afa kenapa?" -_-
makasih kunjungannya ya ^_^